Batik merupakan salah satu karya seni yang keindahannya.terlihat dari
corak atau motifnya. Bagaikan sebuah lukisan, motif atau corak dalam
berbagai warna dilukiskan di atas sehelai kain mori. warna adalah salah
satu unsur pesona batik. Jika kita mengulik topik tentang warna batik,
maka kita akan menemukan bahwa batik dari setiap daerah memiliki ciri
warna berbeda. Batik yang berasal dari tengah pulau, atau daerah
pedalaman, umumnya berwarna solid, dan lebih matang. Sedangkan batik
dari daerah pesisir senantiasa dibuat dengan paduan warna cerah. Hal ini
disebabkan karena warna batik cenderung menyiratkan sikap sosial
masyarakat tempatnya dibuat. Masyarakat pedalaman umumnya lebih kental
kekeluargaannya, dan tertutup. Sedangkan masyarakat di wilayah pesisir
cenderung lebih terbuka, karena memiliki kesempatan bertemu dengan
berbagai kelompok masyarakat yang datang ke kota pelabuhan untuk untuk
berniaga.
Sebenarnya sesuai tradisi, warna yang digunakan
pada batik tidaklah banyak. Warna tersebut adalah: Hitam, Biru tua,
Soga/cokelat, Mengkudu/merah. Hijau, Kuning, Ungu
Proses pewarnaan batik dilakukan dengan
menggunakan zat warna tekstil. Yang dimaksud pewarna atau zat pewarna
batik adalah zat warna tekstil yang dapat digunakan dalam proses
pewarnaan batik baik dengan cara pencelupan maupun coletan pada suhu
kamar sehingga tidak merusak lilin sebagai perintang warnanya.
Tidak semua pewarna tekstil dapat digunakan untuk
mewarnai batik. Hal ini dikaranakan sifat khusus batik, yaitu :
-
Pada pewarnaan batik dikerjakan tanpa pemanasan karena batik memakai
lilin batik.
-
Lilin batik pada umumnya tidak tahan terhadap alkali kuat.
-
Pada pekerjaan terakhir daripada proses pembuatan batik, terdapat
menghilangkanlilin atau lorodan dengan air panas, tidak semua cat tahan
terhadap rebusan dalam air lorodan.
Secara umum berdasarkan sumber asalnya zat pewarna dibagi menjadi 2 :
Zat pewarna alami dan zat pewarna sintetis. Pada jaman dahulu proses
pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun, seiring peningkatan
kebutuhan dan kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis
untuk tekstil maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. Zat
Pewarna Alam semakin sulit ditemukan di jaman seperti sekarang ini.
Berbeda dengan zat pewarna alam, zat pewarna sintetis akan lebih mudah
diperoleh di pasaran, ketersediaan warna terjamin, jenis warna bermacam
macam, dan lebih praktis dalam penggunaannya
Zat pewarna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil
ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun
bunga. Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal
tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil beberapa diantaranya
adalah :
1. Indigo (Indigofera tinctoria) tanaman perdu yang menghasilkan warna
biru. Bagian tanaman yang diambil adalah daun/ranting.
2. Kelapa (Cocos nucifera) bagian yang dijadikan bahan pewarna adalah
kulit luar buah yang berserabut (sabut kelapa). Warna yang dihasilkan
adalah krem kecoklatan.
3. Teh (Camelia sinensis) bagian yang diolah menjadi pewarna adalah
daun yang telah tua, dan warna yang dihasilkan adalah cokelat.
4. Secang (Caesaslpinia Sapapan Lin) jenis tanaman keras yang diambil
bagian kayu, untuk menghasilkan warna merah. Warna merah adalah hasil
oksidasi, setelah sebelumnya dalam pencelupan berwarna kuning.
5. Kunyit (Curcuma domestica val) Bagian tanaman yang diambil adalah
rimpang, umbi akar, yang menghasilkan warna kuning.
6. Bawang Merah (Allium ascalonicium L) Bagian bawang merah yang
digunakan sebagai bahan pewarna adalah kulit dan menghasilkan warna
jingga kecoklatan.
Mori yang diwarnai dengan zat warna alam
adalah yang berasal dari serat alam contohnya sutera, wol dan kapas
(katun). Sedangkan mori dari serat sintetis seperti polyester , nilon
dan lainnya tidak memiliki afinitas (daya serap) terhadap zat warna alam
sehingga zat warna alam tidak bisa menempel dan meresap di mori
sintetis tersebut. Bahan dari sutera pada umumnya memiliki afinitas
paling bagus terhadap zat warna alam dibandingkan dengan bahan dari
kapas.
Salah satu kendala pewarnaan mori menggunakan
zat warna alam adalah variasi warnanya sangat terbatas dan ketersediaan
bahannya yang tidak siap pakai sehingga diperlukan proses-proses khusus
untuk dapat dijadikan larutan pewarna mori. Oleh karena itu zat warna
alam dianggap kurang praktis penggunaannya. Selain itu Karena terbuat
dari bahan-bahan alami, pewarna alami relatif tidak seawet pewarna
kimia. Hal ini menyebabkan warna batik cenderung cepat memudar jika
dicuci dengan detergen biasa. Semula para pencinta batik menggunakan
pembersih alami dari buah Lerak. Tetapi kini telah ditemukan sejenis
detergen khusus yang mampu membersihkan batik, namun tidak memudarkan
warnanya. Namun dibalik kekurangannya tersebut zat warna alam memiliki
potensi pasar yang tinggi sebagai komoditas unggulan produk Indonesia
memasuki pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik,
etnik dan eksklusif.
Zat pewarna sintetis adalah zat pewarna yang
dibuat menurut reaksi-reaksi kimia tertentu. Jenis zat warna sintetis
untuk tekstil cukup banyak, namun hanya beberapa diantaranya yang dapat
digunakan sebagai pewarna batik.Hal ini dikarenakan dalam proses
pewarnaan batik suhu pencelupan harus pada suhu kamar. Adapun zat warna
yang biasa dipakai untuk mewarnai batik antara lain:
1. Zat warna naphtol
Zat warna naptol terdiri dari komponen naptol sebagai komponen dasar
dan komponen pembangkit warna yaitu garam diazonium atau disebut garam
naptol. Zat warna ini
merupakan zat warna yang tidak larut dalam air. Untuk melarutkannya
diperlukan zat pembantu kostik soda. Pencelupan naphtol dikerjakan dalam
2 tingkat. Pertama pencelupan dengan larutan naphtolnya sendiri
(penaphtolan). Pada pencelupan pertama ini belum diperoleh warna atau
warna belum timbul, kemudian dicelup tahap kedua/dibangkitkan dengan
larutan garam diazodium akan diperoleh warna yang dikehendaki. Tua muda
warna tergantung pada banyaknya naphtol yang diserap oleh serat. Dalam
pewarnaan batik zat warna ini digunakan untuk mendapatkan warna-warna
tua/dop dan hanya dipakai secara pencelupan.
2. Zat warna indigosol
Zat warna Indigosol atau Bejana Larut adalah zat warna yang ketahanan
lunturnya baik, berwarna rata dan cerah. Zat warna ini dapat dipakai
secara pecelupan dan coletan . Pada saat kain dicelupkan ke dalam
larutan zat warna belum diperoleh warna yang diharapkan. Setelah
dioksidasi/dimasukkan ke dalam larutan asam (HCl atau H2SO4) akan
diperoleh warna yang dikehendaki. Obat pembantu yang diperlukan dalam
pewarnaan dengan zat warna indigosol adalah Natrium Nitrit (NaNO2)
sebagai oksidator. Warna yang dihasilkan cenderung warna-warna
lembut/pastel.
3. Zat warna rapid
Zat warna rapid biasa dipakai untuk coletan jenis rapid fast. Zat
warna ini adalah campuran komponen naphtol dan garam diazonium yang
distabilkan, biasanya paling banyak dipakai rapid merah, karena
warnanya cerah dan tidak ditemui di kelompok indigosol. Untuk membangkitkan warna difixasi dengan
asam sulfat atau asam cuka. Dalam pewarnaan batik, zat warna rapid
hanya dipakai untuk pewarnaan secara coletan.
4. Zat warna indigosol
Zat warna Indigosol atau Bejana Larut adalah zat warna yang ketahanan
lunturnya baik, berwarna rata dan cerah. Zat warna ini dapat dipakai
secara pecelupan dan coletan . Warna dapat timbul setelah dibangkitkan
dengan Natrium Nitrit dan Asam/ Asam sulfat atau Asam florida. Warna yang dihasilkan cenderung
warna-warna lembut/pastel. Dalam pembatikan zat warna indigosol dipakai
secara celupan maupun coletan.
Selain Zat pewarna, dalam proses membatik dikenal juga istilah
zat pembantu. Yang dimaksud dengan zat pembantu adalah zat-zat
yang digunakan sebagai penyempurnaan proses pembatikan, yaitu antara
lain: caustic soda, soda abu, TRO (Turkish Red Oil), teepol, asam
chloride, asam sulfat, tawas, kapur, obat ijo/air ijo dan minyak kacang.
Zat- Zat pembantu tersebut antara lain :
a.
|
Caustic soda atau soda api digunakan untuk mengetel mori atau
melarutkan lilin batik.
|
b.
|
Soda Abu atau Na2CO3, digunakan untuk campuran mengetel(mencuci),
untuk membuat alkali pada air lorodan (proses pengelupasan lilin) dan
untuk menjadi obat pembantu pada celupan cat Indigosol.
|
c.
|
Turkish Red Oil digunakan untuk membantu melarutkan cat batik atau
sebagai obat pembasah untuk mencuci kain yang akan di cap.
|
d.
|
Teepol digunakan sebagai obat pembasah, misalnya untuk mencuci kain
sebelum di cap.
|
e.
|
Asam Chlorida atau air keras digunakan untuk membangkitkan warna
Indigosol atau untuk menghilangkan kanji mori.
|
f.
|
Asam sulfat atau asam keras digunakan untuk membangkitkan warna
Indigosol
|
g.
|
Tawas digunakan sebagai kancingan atau fixeer pewarna tumbuhan.
|
h.
|
Kapur digunakan untuk melarutkan cairan Indigo.
|
i.
|
Obat ijo atau air ijo digunakan agar pewarna mempunyai ketahanan
pada proses pengelupasan lilin.
|
j.
|
Minyak kacang digunakan untuk mengetel (mencuci) mori sehingga mori
menjadi lemas dan naik daya serapnya.
|
13 komentar:
Teknik pewarnaan itu sangat banyak,,.. kami ada yg menggunakan pewarnaan alami..
by pengrajin batik tulis madura pamekasan, motif batik premium dan batik eksklusif, batik madura , pamekasan madura
Gak
Info yang bagus....
masih bingung untuk pencampuran warna ke2,supaya warna menjadi bgus dan cerah,mohon infonya
masih bingung untuk pencampuran warna ke2,supaya warna menjadi bgus dan cerah,mohon infonya
Saya agus dari kalintan selatan banjarmasin d mana bisa beli pewrna kain yg bagus tolong info telp 08115500071
Masih Agak Bingung,cara Pencampurannya,Kalau boleh Usul sekalian di tulis cara Mencampurnya Gan...biar Faham
Karna kebetulan kami pembatik Pemula,jadi Pengen Punya hasil warna yang bener2 Bagus.
Pewarna yg saya pakai adalah Jenis Reaktif,agar Bisa kuat Warnanya itu apa aja bahan Pencampurannya?
Aku juga pengen Cari Bahan2 Batik dari Mulai Kain Sampai Pewarna.
Bisa Kasih Solusi Agan.🙏
Masih blm paham :(
Apabila Anda mempunyai kesulitan dalam pemakaian / penggunaan chemical , atau yang berhubungan dengan chemical,oli industri, jangan sungkan untuk menghubungi, kami akan memberikan konsultasi kepada Anda mengenai masalah yang berhubungan dengan chemical.
Salam,
(Tommy.k)
WA:081310849918
Email: Tommy.transcal@gmail.com
Management
OUR SERVICE
Boiler Chemical Cleaning
Cooling tower Chemical Cleaning
Chiller Chemical Cleaning
AHU, Condensor Chemical Cleaning
Chemical Maintenance
Waste Water Treatment Plant Industrial & Domestic (WTP/WWTP/STP)
Degreaser & Floor Cleaner Plant
Oli industri
Rust remover
Coal & feul oil additive
Cleaning Chemical
Lubricant
Other Chemical
RO Chemical
Suwun bos inpo e
Posting Komentar