PEWARNA BATIK

Batik merupakan salah satu karya seni yang keindahannya.terlihat dari corak atau motifnya. Bagaikan sebuah lukisan, motif atau corak dalam berbagai warna dilukiskan di atas sehelai kain mori. warna adalah salah satu unsur pesona batik. Jika kita mengulik topik tentang warna batik, maka kita akan menemukan bahwa batik dari setiap daerah memiliki ciri warna berbeda. Batik yang berasal dari tengah pulau, atau daerah pedalaman, umumnya berwarna solid, dan lebih matang. Sedangkan batik dari daerah pesisir senantiasa dibuat dengan paduan warna cerah. Hal ini disebabkan karena warna batik cenderung menyiratkan sikap sosial masyarakat tempatnya dibuat. Masyarakat pedalaman umumnya lebih kental kekeluargaannya, dan tertutup. Sedangkan masyarakat di wilayah pesisir cenderung lebih terbuka, karena memiliki kesempatan bertemu dengan berbagai kelompok masyarakat yang datang ke kota pelabuhan untuk untuk berniaga.


       Sebenarnya sesuai tradisi, warna yang digunakan pada batik tidaklah banyak. Warna tersebut adalah: Hitam, Biru tua, Soga/cokelat, Mengkudu/merah. Hijau, Kuning, Ungu
        Proses pewarnaan batik dilakukan dengan menggunakan zat warna tekstil. Yang dimaksud pewarna atau zat pewarna batik adalah zat warna tekstil yang dapat digunakan dalam proses pewarnaan batik baik dengan cara pencelupan maupun coletan pada suhu kamar sehingga tidak merusak lilin sebagai perintang warnanya.
 Tidak semua pewarna tekstil dapat digunakan untuk mewarnai batik. Hal ini dikaranakan sifat khusus batik, yaitu :
  1. Pada pewarnaan batik dikerjakan tanpa pemanasan karena batik memakai lilin batik.
  2. Lilin batik pada umumnya tidak tahan terhadap alkali kuat.
  3. Pada pekerjaan terakhir daripada proses pembuatan batik, terdapat menghilangkanlilin atau lorodan dengan air panas, tidak semua cat tahan terhadap rebusan dalam air lorodan.
Secara umum berdasarkan sumber asalnya zat pewarna dibagi menjadi 2 : Zat pewarna alami dan zat pewarna sintetis. Pada jaman dahulu proses pewarnaan tekstil menggunakan zat warna alam. Namun, seiring peningkatan kebutuhan dan kemajuan teknologi dengan ditemukannya zat warna sintetis untuk tekstil maka semakin terkikislah penggunaan zat warna alam. Zat Pewarna Alam semakin sulit ditemukan di jaman seperti sekarang ini. Berbeda dengan zat pewarna alam, zat pewarna sintetis akan lebih mudah diperoleh di pasaran, ketersediaan warna terjamin, jenis warna bermacam macam, dan lebih praktis dalam penggunaannya
Zat pewarna alam untuk bahan tekstil pada umumnya diperoleh dari hasil ekstrak berbagai bagian tumbuhan seperti akar, kayu, daun, biji ataupun bunga. Pengrajin-pengrajin batik telah banyak mengenal tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil beberapa diantaranya adalah :
1. Indigo (Indigofera tinctoria) tanaman perdu yang menghasilkan warna biru. Bagian tanaman yang diambil adalah daun/ranting.
2. Kelapa (Cocos nucifera) bagian yang dijadikan bahan pewarna adalah kulit luar buah yang berserabut (sabut kelapa). Warna yang dihasilkan adalah krem kecoklatan.
3. Teh (Camelia sinensis) bagian yang diolah menjadi pewarna adalah daun yang telah tua, dan warna yang dihasilkan adalah cokelat.
4. Secang (Caesaslpinia Sapapan Lin) jenis tanaman keras yang diambil bagian kayu, untuk menghasilkan warna merah. Warna merah adalah hasil oksidasi, setelah sebelumnya dalam pencelupan berwarna kuning.
5. Kunyit (Curcuma domestica val) Bagian tanaman yang diambil adalah rimpang, umbi akar, yang menghasilkan warna kuning.
6. Bawang Merah (Allium ascalonicium L) Bagian bawang merah yang digunakan sebagai bahan pewarna adalah kulit dan menghasilkan warna jingga kecoklatan.

            Mori yang diwarnai dengan zat warna alam adalah yang berasal dari serat alam contohnya sutera, wol dan kapas (katun). Sedangkan mori dari serat sintetis seperti polyester , nilon dan lainnya tidak memiliki afinitas (daya serap) terhadap zat warna alam sehingga zat warna alam tidak bisa menempel dan meresap di mori sintetis tersebut. Bahan dari sutera pada umumnya memiliki afinitas paling bagus terhadap zat warna alam dibandingkan dengan bahan dari kapas.
             Salah satu kendala pewarnaan mori menggunakan zat warna alam adalah variasi warnanya sangat terbatas dan ketersediaan bahannya yang tidak siap pakai sehingga diperlukan proses-proses khusus untuk dapat dijadikan larutan pewarna mori. Oleh karena itu zat warna alam dianggap kurang praktis penggunaannya. Selain itu Karena terbuat dari bahan-bahan alami, pewarna alami relatif tidak seawet pewarna kimia. Hal ini menyebabkan warna batik cenderung cepat memudar jika dicuci dengan detergen biasa. Semula para pencinta batik menggunakan pembersih alami dari buah Lerak. Tetapi kini telah ditemukan sejenis detergen khusus yang mampu membersihkan batik, namun tidak memudarkan warnanya. Namun dibalik kekurangannya tersebut zat warna alam memiliki potensi pasar yang tinggi sebagai komoditas unggulan produk Indonesia memasuki pasar global dengan daya tarik pada karakteristik yang unik, etnik dan eksklusif.
           Zat pewarna sintetis adalah zat pewarna yang dibuat menurut reaksi-reaksi kimia tertentu. Jenis zat warna sintetis untuk tekstil cukup banyak, namun hanya beberapa diantaranya yang dapat digunakan sebagai pewarna batik.Hal ini dikarenakan dalam proses pewarnaan batik suhu pencelupan harus pada suhu kamar. Adapun zat warna yang biasa dipakai untuk mewarnai batik antara lain:
 1. Zat warna naphtol
Zat warna naptol terdiri dari komponen naptol sebagai komponen dasar dan komponen pembangkit warna yaitu garam diazonium atau disebut garam naptol. Zat warna ini merupakan zat warna yang tidak larut dalam air. Untuk melarutkannya diperlukan zat pembantu kostik soda. Pencelupan naphtol dikerjakan dalam 2 tingkat. Pertama pencelupan dengan larutan naphtolnya sendiri (penaphtolan). Pada pencelupan pertama ini belum diperoleh warna atau warna belum timbul, kemudian dicelup tahap kedua/dibangkitkan dengan larutan garam diazodium akan diperoleh warna yang dikehendaki. Tua muda warna tergantung pada banyaknya naphtol yang diserap oleh serat. Dalam pewarnaan batik zat warna ini digunakan untuk mendapatkan warna-warna tua/dop dan hanya dipakai secara pencelupan.
2. Zat warna indigosol
Zat warna Indigosol atau Bejana Larut adalah zat warna yang ketahanan lunturnya baik, berwarna rata dan cerah. Zat warna ini dapat dipakai secara pecelupan dan coletan . Pada saat kain dicelupkan ke dalam larutan zat warna belum diperoleh warna yang diharapkan. Setelah dioksidasi/dimasukkan ke dalam larutan asam (HCl atau H2SO4) akan diperoleh warna yang dikehendaki. Obat pembantu yang diperlukan dalam pewarnaan dengan zat warna indigosol adalah Natrium Nitrit (NaNO2) sebagai oksidator. Warna yang dihasilkan cenderung warna-warna lembut/pastel.
3. Zat warna rapid
Zat warna rapid biasa dipakai untuk  coletan jenis rapid fast.  Zat warna ini adalah campuran komponen  naphtol dan garam  diazonium yang distabilkan, biasanya paling banyak dipakai  rapid merah, karena warnanya cerah dan tidak ditemui di kelompok indigosol. Untuk membangkitkan warna difixasi dengan asam sulfat atau asam cuka. Dalam pewarnaan batik, zat warna rapid hanya dipakai untuk pewarnaan secara coletan.
4.   Zat warna indigosol
Zat warna Indigosol atau Bejana Larut adalah zat warna yang ketahanan lunturnya baik, berwarna rata dan cerah. Zat warna ini dapat dipakai secara pecelupan dan coletan . Warna dapat timbul setelah dibangkitkan dengan Natrium Nitrit dan Asam/ Asam sulfat atau Asam florida. Warna yang dihasilkan cenderung warna-warna lembut/pastel. Dalam pembatikan zat warna indigosol dipakai secara celupan maupun coletan.
Selain Zat pewarna, dalam proses membatik dikenal juga istilah zat pembantu. Yang dimaksud dengan zat pembantu adalah zat-zat yang digunakan sebagai penyempurnaan proses pembatikan, yaitu antara lain: caustic soda, soda abu, TRO (Turkish Red Oil), teepol, asam chloride, asam sulfat, tawas, kapur, obat ijo/air ijo dan minyak kacang.
Zat- Zat pembantu tersebut antara lain :
a. 
Caustic soda atau soda api digunakan untuk mengetel mori atau melarutkan lilin batik. 
b. 
Soda Abu atau Na2CO3, digunakan untuk campuran mengetel(mencuci), untuk membuat alkali pada air lorodan (proses pengelupasan lilin) dan untuk menjadi obat pembantu pada celupan cat Indigosol. 
c. 
Turkish Red Oil digunakan untuk membantu melarutkan cat batik atau sebagai obat pembasah untuk mencuci kain yang akan di cap. 
d. 
Teepol digunakan sebagai obat pembasah, misalnya untuk mencuci kain sebelum di cap. 
e. 
Asam Chlorida atau air keras digunakan untuk membangkitkan warna Indigosol atau untuk menghilangkan kanji mori. 
f. 
Asam sulfat atau asam keras digunakan untuk membangkitkan warna Indigosol
g. 
Tawas digunakan sebagai kancingan atau fixeer pewarna tumbuhan. 
h. 
Kapur digunakan untuk melarutkan cairan Indigo. 
i. 
Obat ijo atau air ijo digunakan agar pewarna mempunyai ketahanan pada proses pengelupasan lilin. 
j. 
Minyak kacang digunakan untuk mengetel (mencuci) mori sehingga mori menjadi lemas dan naik daya serapnya.

SABUN LERAK UNTUK MENCUCI BATIK

Mencuci baju batik tidaklah sama dengan mencuci baju pada umumnya, karena baju batik dibuat dengan bahan yang berbeda dengan baju biasa, oleh karena diperlukan kehati-hatian dalam mencuci baju batik agar warnanya tidak luntur dan pudar,. Banyak cara yang dapat kita gunakan untuk menuci baju batik salah satunya adalah dengan menggunakan sabun lerak.
Sabun lerak adalah sabun pencuci batik yang terbuat dari ekstrak buah dari tanaman Lerak. Tumbuhan lerak masih satu suku dengan tanaman rambutan yaitu termasuk ke dalam Sapindaceae , berbentuk pohon dan rata-rata tinggi pohon lerak adalah sekitar 10 meter bahkan bisa mencapai hampir 50 meter dengan diameter 1 meter, bentuk daunnya bulat-telur berujung runcing, bertepi rata, bertangkai pendek dan berwarna hijau. Biji terbungkus kulit cukup keras bulat seperti kelereng, kalau sudah masak warnanya coklat kehitaman, permukaan buah licin dan mengkilat.

                                        
                                                       Gambar pohon dan buah lerak.
 
Buah lerak mengandung senyawa Saponin, zat inilah yang menghasilkan busa dari buah lerak. Saponin adalah kelas senyawa kimia yang memiliki kemampuan untuk membersihkan dan mencuci. Dan dari berbagai percobaan, saponin terbukti mempunyai kemampuan pembersih yang sangat baik yang mampu menghapus kotoran dari segala macam dari kain, gelas, lantai, emas, jendela, bahkan memandikan dan membersihkan binatang peliharaan dan lainnya. Saponin sangat efektif juga lembut dan ramah lingkungan. Karena kelembutannya, saponin mempertahankan warna dan struktur kain yang berharga lebih lama dari deterjen biasa atau sabun merek apapun. Anda bisa menyebut saponin sebagai salah satu alternatif sabun dari alam.Untuk menggunakan buah lerak sebagai sabun pencuci, caranya adalah : Keringkan buah lerak, kemudian ditumbuk halus dan dicampur air hangat. Larutan ini dapat digunakan untuk merendam batik selama semalam. Lerak juga bisa digunakan untuk mencuci pakaian biasa, bahkan membuat pakaian lebih awet karena tidak mengandung bahan-bahan deterjen. Masukkan 3-5 buah lerak ke dalam empat gelas air panas, lalu diremas-remas sampai muncul saponin atau buih-buih alami. Campurkan cairan saponin itu ke tempat cucian yang sudah diisi air. Saponin ini bekerja sebagai surfaktan, yang membuat air cucian "lebih basah". Akibatnya, saponin mudah masuk ke dalam serat-serat kain yang dicuci, mengikat kotoran yang melekat, dan melepas kotoran tadi dari kain cucian. Lerak juga bisa digunakan dalam mesin cuci. Caranya, masukkan 3-5 buah lerak ke kantong kain yang tersedia, lalu dimasukkan ke dalam mesin cuci. Hindari penggunaan deterjen, bahan pengharum (fragrance), maupun pelembut (softener).
Atur suhu air pada keadaan dingin/sedang dengan putaran normal, lalu mulailah mencuci. Agar bekerja efektif dan optimal, usahakan lerak dapat bersirkulasi secara bebas dan tidak terjebak dalam lipatan kain berukuran besar (misalnya seprai).Untuk mengharumkan pakaian, Anda dapat menambahkan beberapa tetes essential oil yang disukai. Jika menggunakan mesin cuci, buah lerak dapat digunakan untuk tiga kali pemakaian.
Saat ini di pasaran telah juga tersedia produk lerak cair dalam kemasan yang lebih praktis sehingga bisa langsung dipakai. Sehingga kita suda tidak perlu repot-repot lagi mencari buah lerak dan membuat sendiri sabun pencuci dari buah lerak. Harga produk lerak cair pun cukup terjangkau. Nah silahkan berburu produk lerak cair di pasar, dan pastikan baju batik anda tetap terawat dengan baik, sehingga tetap menarik saat dikenakan.

JENIS-JENIS KAIN ATAU BAHAN


  Dalam pembuatan pakaian baik itu kaos, kemeja, celana, dan lain-lain, digunakan berbagai ,macam, jenis bahan atau kain. Dalam pemilihannya, bahan disesuaikan dengan fungsi dari pakaian tersebut. Bahan yang lembut dan nyaman biasa digunakan untuk pakaian bayi, atau bahan katun kombed yang biasa digunakan untuk kaos anak.

         Jenis-Jenis Kain atau bahan antara lain :
1. Kain Katun
     Kain katun termasuk kedalam jenis kain rajut (knitting) yang berbahan dasar serat kapas.
 Kain rajut dibuat dari jeratan – jeratan benang / mengaitkan benang dengan benang. Cirinya kain jenis ini adalah dapat di tarik atau elastis
      Terdapat jenis kain yang mirip dengan kain katun yaitu kain PE. Cara mudah membedakannya adalah apabila kain katun dibakar maka baunya seperti kertas atau kayu dibakar dan akan menjadi abu serta jalannya api lambat
 Keunggulan:
1. Tidak kisut apabila dicuci
2. Tidak luntur untuk bahan berwarna
3. Mudah disablon
4. Menyerap keringat.
5. Tidak berbulu
6. Bahan terasa dingin   
       Adapun karena kain katun termasuk jenis kain rajut, maka kain jenis ini rentan terhadap jamur, dan akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam dalam detergen.
 2. Kain PE
      Kain PE (Poly Ester) adalah kain yang tingkatnya berada di bawah katun.Bahan dasarnya adalah benang polyester. Sama dengan katun, PE juga tersedia dalam bentuk bahan kaos oblong, lacoste/adidas, maupun pike. Kekuatan, elastisitas yang baik dari serat polyester menghasilkan kain yang mempunyai ketahanan yang baik terhadap lekukan atau kekusutan sehingga tidak memerlukan penyetrikaan panas.
     Untuk kain kaos yang berbahan dasar PE bentuk dan teksturnya hampir mirip dengan kain kaos yang berbahan dasar katun (cotton). Cara mudah membedakannya adalah kain PE apabila dibakar maka baunya sepertiplastik dibakar, jalan apinya cepat dan akan menjadi arang.Pada beberapa jenis PE untuk bahan kaos, kain ini rawan kisut apabila dicuci dan mudah luntur. Pada jenis PE untuk bahan sweater, biasanya suka berbulu sesudah beberapa kali dicuci. Kain jenis ini juga memiliki daya serap lembabnya rendah dan kekakuan yang tinggi sehingga kenyamanan berkurang.
3. Denim.
    Denim dikenal juga sebagai bahan jean. Semakin gelap warnanya, semakin mudah mencari padanannya. Selain itu juga denim yang berwarna gelap akan terlihat lebih rapi dan formal daripada yang terang dan belel.
4. Linen
     Kain ini memiliki tekstur berkerut. Perlu berhati-hati dalam memilih kain jenis ini Tapi  sampai kerutannya malah menganggu penampilan Anda.
5. Lycra
     Lycra dikenal juga dengan spandex, biasanya dipadukan dengan bahan pakaian lainya, karena    kandungannya hanya beberapa persen saja. Tapi bahan pakaian yang terbuat dari unsure lycra akan lebih tahan lama kerapiannya. Kain ini mempunyai sifat elastisitas yang tinggi, kuat dan memiliki ketahanan gosokan yang tinggi
6.  Kain Pique
     Kain ini biasa digunakan untuk membuat kaos polo/kerah/wangki. Untuk membuat kaos kerah tersebut biasanya digunakan kerah jadi. Kerah jadi adalah bahan kerah yang sudah jadi diproduksi oleh pabrik dan tinggal jahit. Kerah bikin adalah kerah yang dibuat sendiri oleh tukang jahit dengan menggunakan bahan yang sama dengan bahan kaos (katun kombed dan karded) dengan menambahkan kain keras di dalamnya.
7. Light weight wools
       Di kepala Anda, kain wol mungkin langsung identik dengan bahan yang berat. Untuk lightweight wools, sesuai dengan namanya, kain wol ini tergolong ringan dan bisa dipadukan dengan apa saja. Jatuhnya di badan pun enak dilihat. Kelebihannya, kain ini agak ‘bandel’ alias tahan banting (awet).
8. Akrilit
     Bahan untuk membuat kemeja. Biasanya dikombinasikan dengan rompi berbahan light weight wools. Kekurangan dari bahan ini adalah kenyamanan dalam pemakaian. Kelebihannya adalah walaupun seratnya tidak mampu menyerap air namun berasa lembab bila digunakan dan acrylic bersifat lebih cepat kering dibandingkan dengan serat sintetik lainnya
9. Paragon
     Jenis kain yang halus seperti kapas.Umumnya digunakan bahan pembuatan Baju Olahraga, seperti Baju Basket.
10. D’Tree
     Kain berpori penyerap keringat. Sama dengan bahan Paragon, Kain jenis ini digunakan juga untuk baju olah raga
11. Baby Tray
       Jenis kain yang bersifat tebal dan halus serta tidak berbulu. Bagian dalamnya lembut seperti    selimut. Biasa digunakan untuk bahan Jumper/Sweeter.
12. Kain Drill
     Kain ini memiliki permukaan yang berserat garis-garis miring / ngdrill. Berdasarkan besar kecilnya serat secara umum dibagi 3 jenis : twill drill( serat kecil ), american drill ( serat sedang ), japan drill ( serat besar ).. Kualitas/harga kain drill menyesuaikan dengan bahan dasarnya, semakin banyak kadar cottonnya maka harganya semakin mahal.
 13. Tropical
    Kain ini memiliki teksturnya rata tidak seperti drill. Jalinan benang-benang pintalan kain semacam jalinan titik-titik seperti pixel dalam resolusi gambar. Secara umum lebih tipis dari kain drill.  Semakin banyak komposisi bahan cottonnya, maka semakin comfort dipakai

CARA UNTUK MENGUKUR BAJU

     Pada  saat membeli baju, terutama ketika pembelian tersebut dilakukan secara online,seringkali kita dibingungkan
     dengan pemilihan ukuran baju yang pas untuk kita kenakan. Berikut ini sedikit panduan mengenai cara mengukur baju.
    Untuk melakukan pengukuran  dapat dilakukan dengan cara mengukur badan langsung atau mengukur baju langsung
   yang dimiliki yang dirasa pas dengan badan. Dalam pengukuran biasanya dilakukan menggunakan meteran fleksibel
    seperti yang biasa dipakai penjahit. Jika hanya ada penggaris, kita bisa menggunakan tali dan panjangnya diukur dengan
   penggaris atau meteran biasa.

Pengukuran mengunakan satuan centimeter
     1. Cara mengukur badan langsung
          Pengukuran badan langsung dilakukan untuk :
            a. Lingkar Dada             
                Meteran kita lingkarkan sekeliling dada setinggi tulang belikat di bawah
               ketiak melalui buah dada             
            b. Lingkar pinggang
                Meteran dipasang disekeliling pinggang, ukur lingkar pinggang seperti
                biasa
             c. Lingkar pinggul
                  Meteran dilingkarkan di bagian terlebar dibawah pinggang, letaknya
                 biasanya 7-9 inci  dibawah     pinggang.  Ukur seperti biasa.
 
d. Lebar Punggung / Pundak

     Diukur dari batas tengah kerung lengan kiri sampai kanan

e. Lebar Bahu

     Diukur dari lekuk leher sampai pada ujung bahu

f. Lingkar Kerung Lengan

    Diukur sekeliling kerung lengan dari bawah ketiak lalu diselakan atau
 
    dimasukkan dua jari
    
g. Panjang Lengan Pendek

    Diukur dari ujung bahu sampai siku untuk lengan pedek, sampai panjang
 
    yang  dikehendaki untuk lengan panjang

h. Panjang baju

    Diukur dari ujung bahu/pundak sampai panjang baju yang dikehendaki
 
   2. Cara mengukur baju.
       Mengukur baju dilakukan menggunakan baju yang paling pas dengan
       badan kita. Baju digelar di lantai. Siapkan meteran, atau dengan penggaris
       biasa juga bisa.
 
                a. Pundak
 
                    Ukur dari ujung pundak ke ujung pundak satunya. Jika dikehendaki
      
                    lingkar leher  tertentu (tidak standar), tambahkan panjang dari
 
                   sambungan jahitan di krah  sampai ujung pundak.
 
                b. Panjang Tangan
 
                    Ukur panjang tangan, dari ujung pundak, sampai panjang
 
                   yang dikehendaki
 
                 c. Lebar Data
 
                      Lebar dada diukur pas sambungan dibawah ketiak

                     diukur lebarnya saja, (dikalikan dua juga bisa untuk mengetahui
                   
                     lingkarnya ).
 
                 d. Lebar Pinggang.
 
Jika di bagian pinggang ukurannya beda, diukur juga. Akan lebih kecil
 
dari dada untuk yang langsing.Jika perutnya besar, lebih besar dari
 
panggul atau dada, maka dibuat sama antara lebar pinggang dengan
 
lebar dada atau pinggul.
 
                e. Lebar Panggul
 
.   Ukur lebar bagian panggul, atau lebar ujung baju model atasan
 
    (blus, kemeja, dll)
 
                 f. Panjang Baju
 
     Panjang baju diukur dari sambungan jahitan di krah (leher) atau
  
    bagian pundak, sampai  panjang yang dikehendaki, bisa pas,
 
    dikurangi, atau ditambah.
 
Berikut standard ukuran baju yang bisa dijadikan acuan ( ukuran dalam cm ) :
 
Ukuran Baju
Lingkar Dada
Lingkar Pinggang
Lingkar Pinggul
S
78 - 82
64 - 68
88 - 90      
M
83 - 87
69 - 73
91 - 95      
L
88 - 92
74 - 78
96 - 100    
XL
93 - 99
79 - 85
101 - 107  
XXL
100 - 108
86 - 94
108 - 116  
XXXL
109 - 117
95 - 103
117 - 125  

SEJARAH PERKEMBANGAN BATIK PEKALONGAN.

Sejarah batik di Indonesia dipercaya sudah ada semenjak zaman Majapahit. Riwayat sejarah batik sendiri memeliki hubungan dengan permulaan suatu tempat, kekuasaan, maupun persoalan ekonomi. Di kota Solo, terdapat kampung yang bernama Laweyan, yang terkenal sebagai kampung pengrajin dan saudagar batik, yang dikenal luas baik secara nasional maupun intenasional. Batik yang dikembangkan di Laweyan tak lepas dari perkembangan batik Majapahit yang dibangun oleh Adipati Kalang pada masa pemerintahan Majapahit. Adipati Kalang saat itu menguasai industri batik di wilayah Mojokerto dan menolak tunduk pada Majapahit lantas diserang lalu dihancurkan oleh Majapahit, beberapa ahli seni batiknya dibawa ke Keraton Majapahit dan kemudian mengajarkan batik kepada kawula Majapahit sehingga dijadikan seni rahasia Istana.
Berdirinya kota Laweyan ini, erat kaitannya dengan jatuhnya kekuasaan Majapahit ke tangan kerajaan Islam Demak dan menjadi simbol pelestarian budaya membatik tinggalan Majapahit yang terkenal indah itu di masa kekuasaan Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijoyo pada tahun 1549-1582. Setahun setelah Sultan Hadiwijoyo naik tahta, kelompok keturunan Ki Ageng Selo mendapat tempat khusus dalam struktur pemerintahan kerajaan. Salah satunya adalah Ki Ageng Ngenis, cucu dari Ki Ageng Selo (Ki Ageng Selo adalah cucu dari Brawijaya V, Raja Mapahit terakhir). Ki Ageng Ngenis diperintahkan untuk membangun sebuah desa yang diberi nama Laweyan. Ki Ageng Ngenis kemudian bergelar Ki Ageng Laweyan membangun pusat studi batik bergaya Majapahit, di masa inilah kemudian berkembang motif-motif yang mendasari desain batik Jawa era Mataram Islam - disebut motif Mataram karena motif ini sangat booming setelah Pajang kalah dengan Mataram pada tahun 1580-an. Pada masa pemerintahan Panembahan Senopati di Mataram berkembang bengkel batik yang luar biasa maju yaitu di Plered. Sampai saat ini bekas ibukota kerajaan Mataram itu masih menyisakan industri batik yang cukup massif, bahkan batik cap yang kemudian berkembang tahun 1920-an berawal dari inovasi saudagar-saudagar batik Kotagede.
Sampai pada era Perang Diponegoro 1825-1830, batik masih menjadi seni rahasia Istana terutama untuk motif-motif khusus seperti Sidomukti dan Sidoluruh. Pada saat itu banyak bangsawan yang terlibat perang besar dengan Belanda, dan banyak keluarga bangsawan yang mengungsi ke luar wilayah Yogyakarta, karena daerahnya dikuasai oleh Belanda. Wilayah Banyumas adalah wilayah yang paling banyak menjadi tempat pengungsian para bangsawan Yogyakarta. Selain Banyumas juga bangsawan tersebut mengungsi ke Pekalongan dan menetap disana. Disinilah kemudian corak-corak batik berkembang luas dan pengaruh Solo-Yogya dianggap sebagai dasar seluruh batik Jawa dan Madura.
Seiring berjalannya waktu, Batik Pekalongan mengalami perkembangan pesat dibandingkan dengan daerah lain. Di daerah ini batik berkembang di sekitar daerah pantai, yaitu di daerah Pekalongan kota dan daerah Buaran, Pekajangan serta Wonopringgo. Perjumpaan masyarakat Pekalongan dengan berbagai bangsa seperti Cina, Belanda, Arab, India, Melayu dan Jepang pada zaman lampau telah mewarnai dinamika pada motif dan tata warna seni batik. Sehubungan dengan itu beberapa jenis motif batik hasil pengaruh dari berbagai negara tersebut kemudian dikenal sebagai identitas batik Pekalongan. Adapun motifnya antara lain batik Jlamprang diilhami dari Negeri India dan Arab, batik Encim dan Klengenan, dipengaruhi oleh peranakan Cina, batik Pagi Sore oleh Belanda, dan batik Hokokai, tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang. Perkembangan budaya teknik cetak motif tutup celup dengan menggunakan malam (lilin) di atas kain yang kemudian disebut batik, memang tak bisa dilepaskan dari pengaruh negara-negara itu. Ini memperlihatkan konteks kelenturan batik dari masa ke masa.
Saat ini Batik sudah menjadi suatu karya seni budaya yang diakui dunia, bahkan sejak tahun tahun 2009, tanggal 2 Oktober ditetapkan oleh pemerintah sebagai Hari Batik Nasional bertepatan dengan ditetapkannya batik sebagai warisan budaya Indonesia, hal ini bertujuan untuk melindungi Batik sebagai bagian dari karya seni bangsa Indonesia

MUSEUM BATIK DI INDONESIA

Batik sudah menjadi bagian dari budaya bangsa Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu,  dengan berbagai corak dan motif, batik memiliki keindahan seni tersendiri untuk dapat dinikmati oleh semua kalangan. Bagi anda para pecinta batik, berikut ini adalah museum-museum batik yang terdapat di Indonesia, sebagai salah satu pilihan tempat wisata edukasi sekaligus lebih menumbuhkan kecintaan kita terhadap karya seni bangsa Indonesia. Di museum-museum batik berikut, kita dapat melihat berbagai macam corak batik yang menjadi koleksi museum, sekaligus mendapatkan pengetahuan mengenai perkembangan batik dari masa ke masa.
 
1.      MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
 
        Museum batik Yogyakarta didirikan pada tanggal 12 Mei 1977 atas prakarsa keluarga Hadi Nugroho dan terletak di Jl. Dr. Sutomo No. 13 A Yogyakarta.
        Koleksi Batik yang ada di Museum ini sangat lengkap. Berbagai jenis batik dari berbagai daerah di Indonesia ada di sini, mulai dari Batik Yogyakarta, Indramayu, sampai daerah-daerah pengrajin Batik Indonesia lainnya. Koleksinya meliputi kain panjang, sarung dan sebagainya yang hingga kini telah mencapai jumlah 400 lembar kain ditambah beberapa peralatan membatik. Koleksi tertuanya adalah batik karya tahun 1700- an dan termuda adalah koleksi kain batik yang dibuat pada 1960.

"Museum ini menyimpan koleksi beragam jenis, corak, dan motif kain batik yang dibuat sejumlah perajin di berbagai daerah di Pulau Jawa," menurut informasi dari  pengelola Museum Batik Yogyakarta Prayogo, di Yogyakarta. Ia mengatakan museum batik ini menyimpan sejumlah koleksi kain batik yang unik dari para perajin batik tulis yang menonjolkan motif dan desain yang masih langka di pasaran. "Museum batik ini menyimpan koleksi kain batik tulis dari sejumlah daerah di Pulau Jawa di antaranya Solo, Lasem, Pekalongan, dan Yogyakarta sendiri," katanya. Prayogo mengatakan semua koleksi kain batik di museum ini adalah batik tulis. "Jenis kain batik yang dikoleksi di sini terdiri atas kain batik yang biasa dipakai pada hari biasa, atau keseharian, dan batik khusus untuk upacara pernikahan," katanya.
Kegiatan rutin museum adalah pameran tetap di museum yang dibuka setiap hari dari Senin hingga Sabtu, pada pukul 09.00-15.00 WIB. Akses untuk menuju lokasi tersebut juga sangat mudah karena berada di pusat kota dekat dengan jembatan lempuyangan. Jalan dan lokasi parker yang luas membuat museum ini mudah dikunjungi dengan segala jenis transportasi mulai dari sepeda motor sampai kendaraan roda empat. Selain itu apabila anda beruntung, pengunjung dapat melihat langsung proses pembuatan batik tulis di Museum ini
2.      MUSEUM BATIK DANAR HADI SOLO
 
Museum batik Danar Hadi Solo berdiri atas prakarsa Haji Santosa Doellah yang juga pemilik usaha Batik Danarhadi. Didorong oleh kecintaannya terhadap batik beliau mengumpullkan batik dari seluruh penjuru negeri. Hingga kini koleksinya sudah mencapai lebih dari sepuluh ribu lembar kain batik kuno, 600 di antaranya dipamerkan di Museum Batik Danarhadi.
Museum ini Diresmikan oleh Ibu Megawati Sukarno Putri pada tanggal 20 Oktober 2000, dengan nama "Galeri Batik Kuno Danar Hadi" saat ini berubah namanya menjadi "Museum Batik Danar Hadi". Walaupun sebenarnya perusahaan Danar Hadi sendiri sudah berdiri sejak tahun 1967.
 Museum Batik Danar Hadi berupa Batik Kuno yang semua koleksinya adalah milik pribadi yang berjumlah 10.000 potong yang berhasil dikumpulkan dalam kurun 30 tahun lebih, 1.500 potong di antaranya diperoleh dari koleksi pribadi seorang kurator Museum Troupen, Belanda. Batik-batik itu berangka tahun pembuatan antara 1840-1910.
Sejumlah kain batik kuno dengan motif khusus menempati satu ruang di bagian dalam yang cukup luas. Di ruangan yang didesain dengan atmosfer aristokrat ini, terpajang puluhan potong kain batik yang amat langka. Batik-batik itu pada zamannya hanya dibuat khusus untuk para raja atau bangsawan tinggi setingkat adipati dan pangeran. Pada masa itu, batik-batik dengan motif-motif khusus tersebut merupakan batik sengkeran yang dilarang keras dikenakan oleh orang awam. Larangan yang dikeluarkan raja itu menimbulkan efek psikologis bahwa batik dengan motif seperti Parang Barong, Udan Liris, Semen Ageng, Semen Gurda mengandung sifat magis dan sakral. 
 Koleksi-koleksi itu sebagian diperoleh langsung dari empat istana di Solo dan Yogyakarta; yakni Keraton Kasunanan Surakarta, Keraton Kasultanan Yogyakarta, Pura Mangkunegaran serta Pura PakualamanAda beberapa kain koleksi PB X dipajang di satu sudut dengan foto diri Raja Surakarta itu beserta permaisuri GKR Emas. Di sudut lain, sejumlah kain koleksi Pura Mangkunegaran yang sebagian merupakan karya tulis (alm) Nyi Ageng  Mardusari, salah seorang selir KGPAA Mangkoenagoro VII yang dikenal sebagai pesinden dan pembatik ulung. Karya batik Nyai Mardusari seperti Bogas Pakis memang amat elok, begitu pula karya KRAy Mangunkusumo, Gragah Waluh. Atau koleksi lain seperti Parang Sarpa. Warna soga-nya yang kekuningan dipadu dengan motif yang berlatar kebiruan menghasilkan nansa yang mengesankan. Nuansa soga pun setiap istana memiliki ciri masing-masing. Batik Kasunanan cenderung coklat kemerahan, Batik Kasultanan coklat dan kontras dengan latar putihnya, sedang Batik Pakualaman cenderung krem. Adapun sejumlah kain koleksi dari Keraton Kasultanan Yogyakarta serta Pakualaman menempati sudut yang lain. Di antaranya kain kemben liris koleksi permaisuri Sri Sultan Hamengku Buwono VII, serta batik Lereng Huk dari Pura Pakualaman. Ada pula koleksi kain dodot yang khusus dikenakan untuk busana tari Bedhaya Ketawang. Kain dodot biasanya berukuran panjang 4,5 meter dengan lebar 2,25 meter. Motifnya disebut alas-alasan yang menggambarkan isi hutan, dengan bentuk stilisasi (hewan dan tumbuhan) yang sederhana. Warnanya hijau polos, sedang lukisannya menggunakan bahan perada emas.
Koleksi lain yang bisa dinikmati adalah Batik China, Batik Jawa Hokokai (batik yang terpengaruh oleh kebudayaan Jepang), Batik Pesisir (Kudus, Lasem, Pekalongan), Batik Sumatra, Batik Saudagaran, Batik Petani, Batik Kontemporer, dan berbagai jenis batik lainnya. Salah satu yang menarik perhatian adalah Batik Cirebon. Selain pengaruh China, jenis batik ini memiliki motif-motif sayap yang menunjukkan pengaruh budaya Hindu dari Kerajaan Mataram Kuno.
Yang tidak boleh dilewatkan adalah koleksi spesial museum ini. Ada beberapa koleksi batik kuno dengan motif unik yang terinspirasi oleh cerita rakyat ataupun cerita legenda. Salah satunya adalah motif Snow White. Batik ini dibuat dengan motif berupa gambar-gambar yang bertutur tentang cerita Snow White. Cerita dimulai ketika ibu tiri Snow White diberitahu oleh cermin ajaib bahwa Snow White adalah wanita tercantik di negeri mereka. Ini membuat sang ibu tiri marah dan membuangnya ke dalam hutan. Gambar-gambar terus berlanjut menceritakan kehidupan Snow White di dalam hutan bersama tujuh kurcaci, makan apel beracun, sampai dengan pertemuannya dengan pangeran yang membangunkannya dari tidur panjang. Batik Snow White yang termasuk dalam jenis Batik Belanda ini didesain oleh wanita Indo-Belanda pada pertengahan abad ke 19. Meskipun demikian, pengerjaannya tetaplah dikerjakan oleh orang-orang Indonesia. Selain itu masih ada beberapa batik dengan motif yang bercerita tentang Hans and Gretel, Little Red Riding Hood, dan bahkan cerita Perang Diponegoro.
 
3.      MUSEUM BATIK PEKALONGAN
 Museum Batik Nasional di Kota Pekalongan yang berdiri pada tanggal 12 Juli tahun 2006. Museum ini sebenarnya sudah cukup lama berdiri, yakni tahun 1972. Pemrakarsa awal pendiriannya waktu itu adalah masyarakat pembatik di Pekalongan yang menginginkan agar ada sebuah museum sebagai penunjang kota, alasannya karena banyaknya hasil produksi batik dengan ragam corak sekaligus batik menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat. Dan akhirnya pada tanggal 12 Juli 1972 diwujudkan pendirian museum batik pekalongan, yang berlokasi diujung jalan sebelah selatan kawasan Taman Hiburan Rakyat (THR) Gedung Bintang Merdeka yang sekarang lokasinya berada di kawasan Pos penjaga polisi Jalan Resimen XVII. Karena letak museum yang rawan akan tindak kejahatan. Maka pada tahun 1990 pemerintah daerah mengambil langkah melakukan pembenahan dengan memindahkan Museum Batik ke Jalan Majapahit no 7A yang berada di kompleks perkantoran baru Pemda Kota Pekalongan.
Meskipun dari tahun ke tahun perkrmbangan batik di Pekalongan mengalami kemajuan yang sangat signifikan, namun kondisi museum tidak menunjukan perubahan, terutama penambahan jumlah koleksinya maupun kondisi gedungnya. Akhirnya pilihan untuk mendirikan Museum Batik yang layak timbul setelah Iman Sucipto Umar dari Paguyuban Berkah yang menginginkan pembangunan museum yang memenuhi syarat.
Proses pendirian Museum Batik Nasional diawali pada tanggal 29 Desember 2005. Gagasan pendirian Museum Batik sebagai wujud tanggung jawab pemerintah Kota Pekalongan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat, memajukan seni budaya sekaligus mendukung tumbuhnya industri usaha pembatikan. Sedangkan fungsi museum sebagai jendela kebudayaan dan jendela ekonomi disamping sebagai data center dan pusat kajian data serta koleksi.
Gedung Museum Batik Indonesia ini, dibangun dengan memanfaatkan gedung bekas Balai Kota Pekalongan. Gedung itu dirombak menjadi Museum Batik Indonesia, karena bangunannya termasuk kuno, yakni dibangun pada zaman penjajahan Belanda. Di dalamnya, terdapat beberapa kamar yang luas dengan pintu dan jendela besar, sehingga terasa sekali nuansa sejarah yang tinggi.
Silahkan berkunjung ke Museum Batik Pekalongan. Lokasinya sangat mudah dijangkau dengan bermacam kendaraan atau angkutan kota. Terletak di daerah bundaran Jatayu dekat jalan Diponegoro Kota Pekalongan. Daerah ini juga merupakan simbol kerukunan antar umat beragama Kota Pekalongan yang terbina sangat baik. Tampak dalam foto 1 di samping Museum Batik Pekalongan berdiri Masjid dengan latar belakang Gereja Katholik Pekalongan. Di sekitar kawasan ini juga berdiri Gereja Protestan dan tempat ibadah penganut Tri Dharma. Begitu juga dengan corak batik Pekalongan yang banyak dipengaruhi gabungan atau pembauran unsur lokal, arab, cina, dan belanda. Sungguh sebuah warisan budaya yang tak ternilai harganya. Mari bersama kita lestarikan dan berdayakan.
Jangan khawatir, museum itu bukan hanya menjadi tempat koleksi saja. Yayasan yang mengelola, selain menjaga, juga akan menyediakan penjualan berbagai produk batik dari Pekalongan.
           Koleksi museum ini cukup menarik, sedikitnya terdapat 1.000 koleksi batik koleksi batik kuno yang dibuat para pengrajin batik di tanah air. Di museum ini anda dapat melihat berbagai jenis batik dari waktu ke waktu. Kita dapat mengamati perkembangan batik mulai jaman Belanda, pengaruh Jepang pada saat perang dunia kedua dengan motif Jawa Hokokai, ada pula batik dari luar Jawa. khususnya Sumatera yang bayak dipengaruhi oleh budaya islam yang tampak dari motif yang menyerupai kaligrafi tulisan Arab. Kita juga dapat melihat batik antik yang usianya mencapai 100 tahun lebih. Ada pula kebaya encim yang biasa dipakai oleh wanita tionghoa di Indonesia. Masih banyak koleksi menarik yang lain dapat anda lihat di museum ini

JENIS-JENIS BATIK MENURUT CARA PEMBUATANNYA

1. Batik Tulis
Batik tulis adalah batik yang dibuat dengan menggunakan canting. Pembuatan batik tulis ini lebih lama yaitu sekitar 2-3 bulan. Proses pembuatannya yaitu dimulai dengan pembuatan  design atau yang disebut dengan molani, menyanting ( melukis dengan lilin/malam menggunakan canting), member warna, melorot, kemudian penjemuran. Batik tulis tidak memiliki motif pengulangan yang jelas dengan ukuan garis motif yang relative kecil dibandingkan dengan batik cap.
2. Batik Cap
Batik cap adalah teksture atau corak batik yang dibentuk dengan cap. Biasanya proses pembuatan batik cap lebih cepat dari batik tulis yaitu sekitar 2-3 hari. Batik cap dikerjakan manual dengan menggunakan alat cap yang biasanya terbuat dari tembaga yang dibentuk dengan design tertentu. Alat cap ( stempel ) tersebut selanjutany dicelupkan ke dalam lilin panas, kemudian ditekan atau dicapkan pada kain.Gambar batik cap biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain.
3. Batik Sablon/Printing
Batik sablon atau disebut juga batik printing adalah batik yang proses pembuatannya dicetak melalui proses sablon. Proses batik dapat diselesaikan tanpa menggunakan lilin malam serta canting. Prosesnya sama seperti pembuatan spanduk atau kaos sablon namun dengan bahan warna yang lebih bagus mutunya. Permukaan kain batik sablon jika dilihat hanya satu sisi saja yag bergambar, sedangkan sisi lainnya polos. Hal inilah yang membuat warna batik sablon lebih cepat luntur karena warnanya tidak meresap ke kain.
Itulah 3 jenis batik menurut teknik pembuatannya. Dari segi kualitas, batik tulis memang lebih bagus karena proses pembuatannya yang menggunakan canting membuatnya memiliki seni tersendiri.
 
Perbedaan Antara Batik Tulis, Batik Cap, Batik Printing
Selanjutnya bagaimana caranya untuk membedakan ketiga jenis batik di atas. Secara umum perbedaan ketiga jenis batik tersebut adalah :
- Batik Tulis : antara ornamen yang satu dengan ornamen lainnya agak berbeda walaupun bentuknya sama. Bentuk isen-isen relatif rapat, rapih, dan tidak kaku.
- Batik Cap : antara ornamen yang satu dengan ornamen lainnya pasti sama, namun bentuk isen-isen tidak rapi, agak renggang dan agak kaku. Apabila isen-isen agak rapat maka akan terjadi mbeleber (goresan yang satu dan yang lainnya menyatu, sehingga kelihatan kasar).
- Batik Printing : ornamen bisa sama, bisa tidak, karena tergantung desain batik yang akan ditiru, karena batik printing biasanya meniru batik yang sudah ada, namun yang perlu diketahui tentang warna. Warna batik printing kebanyakan tidak tembus karena proses pewarnaannya satu muka saja..

PERLENGKAPAN YANG DIPERUKAN UNTUK MEMBATIK

Perlengkapan yang diperlukan untuk membatik tidak banyak mengalami perubahan dari dahulu sampai sekarang.  Dalam proses membantik peralatan yang digunakan masih bersifat tradisonal. Adapun peralatan yang digunakan dalam proses membatik meliputi :
A. Bahan Baku :
  1. Kain Putih / Mori
Pada awal kemunculannya, yang digunakan sebagai bahan batik adalah kain hasil tenunan sendiri.  Kemudian sejak sekitar abad ke-19 mulai digunakan kain putih impor. sekarang ini dapat dengan mudah mendapatkan kain putih dengan harga terjangkau. Jenis kain yang dapat digunakan pun beraneka ragam, dari jenis kain mori sampai jenis sutera. Ukuran pun tidak harus lebar, cukup dengan ukuran kecil
Bahan baku yang biasa digunakan untuk batik adalah Mori. Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-macam, dan  jenisnya sangat menentukan baik buruknya mutu batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan sesuai dengan panjang pendeknya kain yang dikehendaki. Ukuran panjang pendeknya. mori biasanya tidak menurut standar yang pasti, tetapi dengan ukuran tradisionil. Ukuran tradisionil tersebut dinamakan “kacu”. Kacu ialah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar. Maka yang disebut “sekacu” ialah ukuran perseginya mori, diambil dari ukuranlebar mori tersebut. Jadi panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis lain.
2.      Lilin / malam
      Lilin atau “malam” ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik. sebelum digunakan, lillin malam harus dicairkan terlebih dahulu dengan cara  dipanaskan di atas kompor atau pemanas lain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam atau lilin biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorotan . Lilin malam dalam proses pembuatan batik tulis berfungsi untuk menahan warna agar tidak masuk ke dalam serat kain di bagian yang tidak dikehendaki. Sedangkan bagian yang akan diwarnai dibiarkan tidak ditutupi lilin.
3. Pewarna Batik
       Pewarna batik yang digunakan setiap daerah berbeda-beda. Pewarna tersebut berasal dari bahan-bahan yang terdapat di daerah tersebut. Di Kebumen misalnya,pewarna batik yang digunakan adalah pohon tom, pohon pace dan mengkudu yang memberi warna merah kesemuan kuning. Di Tegal digunakan pace atau mengkudu, nila, dan soga kayu
  B. Peralatan membatik :
1. Gawangan
  
Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan dibuat dari bahan kayu, atau bamboo. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa, sehingga mudah dipindah-pindah, tetapi harus kuat dan ringan.
Gawangan berbentuk menyerupai gawang dengan dua kaki di kanan dan kiri yang berfungsi sebagai penyangga sebuah bilah atau pilar. Kadang-kadang jumlah pilar atau bilah lebih dari satu. Tinggi gawangan sekitar 50 cm dan panjang bilah sekitar 1 meter.
       Gawangan  biasanya terbuat dari bahan besi, kayu, atau bambu
 
2.  Bandul
Bandul dibuat dari timah, atau kayu, atau batu yang dikantongi. Fungsi pokok    bandul  adalah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah tergesar tertiup angin, atau tarikan si pembantik secara tidak sengaja.
 
3. Canting
    
CantingCanting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting untuk membatik. Canting berfungsi semacam pena, yang diisi lilin malam cair sebagai tintanya Bentuk canting beraneka ragam, dari yan berujung satu hingga beberapa ujung. Canting yang memiliki beberapa ujung berfungsi untuk membuat titik dalam sekali sentuhan. Sedangkan canting yang berujung satu berfungsi untuk membuat garis, lekukan dan sebagainya. Canting terdiri dari tiga bagian. Pegangan canting terbuat dari bambu. Terdapat mangkuk sebagai tempat lilin malam, serta ujung yang berlubangsebagai ujung pena tempat keluarnya lilin malam.
        Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan lilin. Sebelum bahan plastik banyak dipakai sebagai perlengkapan rumah tangga, pada awalnya banyak yang menggunakan canting yang terbuat dari tempurung kelapa . Dewasa ini canting tempurung kelapa sudah jarang terlihat lagi karena digantikan bahan lain seperti plastik. Canting untuk membatikpun perlahan digantikan dengan teflon.
 
4.      Wajan
Wajan ialah perkakas yang digunakan  untuk mencairkan “malam”. Wajan dibuat dari logam baja, atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain
 
5.      Kompor
           Kompor adalah alat untuk membuat api untuk memanaskan lilin malam.   
      Kompor yang biasa digunakanadalah kompor dengan bahan bakar minyak.
 
6.      Saringan “malam”
           Saringan ialah alat untuk menyaring “malam” panas yang banyak kotorannya.  
         Jika “malam” disaring, maka kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya “malam” pada cucuk canting sewaktu dipergunakan untuk membatik
 
7.      Taplak
Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembantik supaya tidak kena tetesan  “malam” panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik
 
      8.   Pola
Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif  batik  yang akan dibuat. Ukuran pola ada dua macam. Pola A ialah pola yang panjangnya selebar mori.Pola B ialah pola yang panjangnya sepertiga mori, atau sepertiga panjang pola A. jika pola A 1/4 kacu, ola B 1/12 kacu; Pola A ½ kacu, pola B 1/6 kacu. Yang dimaksud pola ¼, ½ atau 1/3    kacu ialah lebar pola 1/4, ½, atau 1/3 ukuran sebuah sisi sekacu mori. Tetapi ukuran pola A dan B sering tidak seperti yang dikatakan di atas, karena masing-masing
             tidak digunakan dalam selembar mori, atau karena ukuran lebar mori tidak selalu sama.

TIPS PERAWATAN BATIK

Batik adalah suatu karya seni  yang sudah mejadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Dalam bentuk pakaian, hampir setiap orang memiliki batik sebagai salah satu bagian dari koleksi pakaian yang dimilikinya. Seperti layaknya pakaian-pakaian yang lain, setiap orang pasti ingin agar pakaian batik yang dimilikinya tetap terjaga kondisinya, sehingga tetap terlihat bagus, meskipun sudah berungkali dikenakan. Berikut ini beberapa tips untuk menjaga kondisi batik anda agar tetap terawat dengan baik :
1. Saat Pencucian.
. Cucilah kain batik dengan shampo rambut atau bisa juga menggunakan sabun pencuci khusus untuk kain batik yang dijual di pasaran. Sebelumnya, larutkan dulu shampo hingga tak ada lagi bagian yang mengental. Setelah itu baru kain batik dicelupkan
 . Jika batik terkena noda maka cukup dicuci dengan sabun mandi saja. Akan tetapi jika nodanya sangat kuat maka bisa dihilangkan dengan mengoles-oleskan kulit jeruk pada bagian yang kotor saja,setelah itu bilas dengan menggunakan air hangat
     Mencuci batik juga bisa dengan menggunakan buah lerak atau daun tanaman dilem yang sudah diredam air hangat. Caranya, remas-remas buah lerak atau daun dilem sampai mengeluarkan busa, lalu tambahkan air secukupnya, dan siap untuk mencuci batik. Aroma buah lerak mampu mencegah munculnya hewan kecil yang bisa merusak kain.
       Saat mencuci batik, jangan pakai deterjen dan jangan digosok, sebaiknya jangan mencuci batik menggunakan mesin cuci
2. Saat Menjemur.
     Jemurlah pakaian batik anda di tempat yang teduh teduh atau diangin-anginkan hingga kering.
Dan jangan menjemurnya langsung di bawah sinar matahari. Saat akan menjemurnya, batik yang basah tak perlu diperas. hingga kering, biarkan saja kain tersebut mengering secara alami., dan Saat menjemurnya, tarik bagian tepi batik secara perlahan agar serat yang terlipat kembali ke posisi semula.
3. Saat Menyetrika
      Hindari penyetrikaan secara langsung,sebaiknya gunakan alas kain. Jika batik tampak sangat kusut, semprotkan sedikit air di atas kain batik lalu letakan sehelai alas kain di atasnya, baru diseterika. Hal ini untuk menghindari kain batik Anda terkena panas langsung dari setrikaan.
 4. Saat Penyimpanan
      Sesudah disetrika sebaiknya Anda simpan batik Anda dalam plastik agar tidak dimakan ngengat. Saat disimpan dalam lemari jangan diberi kapur barus, karena zat padat ini sangat keras dan bisa merusak batik. Sebagai pengganti kapur barus yang berfungsi untuk mengusir ngengat bisa digunakan merica atau lada yang dibungkus dengan tisu lalu masukkan dalam lemari pakaian. Selain itu bisa juga digunakan akar wangi yang telah direndam dalam air panas dan dijemur.
5. Pemberian Wewangian atau Pelembut Kain
      Bila Anda ingin memberi pewangi atau pelembut kain pada batik tulis, jangan semprotkan langsung pada kainnya. Sebelumnya, tutupi dulu kain dengan koran, lalu semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain. Hindari menyemprotkan parfum atau minyak wangi langsung ke kain atau pakaian berbahan batik sutera berpewarna alami.

BERBAGAI MOTIF BATIK DARI DAERAH DI JAWA

Batik saat ini sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Terlebih lagi saat terjadi kasus klaim secara sepihak oleh Malaysia terhadap kesenian Batik, kepedulian masyarakat akan batik sebagai bagian dari budaya Indonesia semakin tinggi. Selama ini mungkin kita hanya mengenal beberapa daerah sebagai daerah penghasil batik, daerah-daerah tersebut antara lain Solo, Yogyakarta, Pekalongan, atau Cirebon. Tidak mengherankan kalau hanya daerah-daerah tersebut yang terkenal sebagai sentra penghasil batik, hal ini dikarenakan di daerah-daerah tersebut, batik sudah melekat kuat dalam kehidupan sehari-hari warganya, bahkan untuk kota Pekalongan, kata “Batik” digunakan sebagai slogan kota tersebut, yang membuat Pekalongan dikenal sebagai kota Batik.
Sebenarnya selain kota-kota tersebut, masih ada daerah-daerah lain yang juga memiliki kesenian batiknya sendiri dengan ciri khas motif masing-masing. Berikut ini beberapa batik dari tiap-tiap daerah di Indonesia.
 
1.      Batik Pekalongan
                Pekalongan adalah salah satu daerah produksi utama batik dengan desain utara Jawa pesisir. Walaupun Pekalongan bukan penghasil batik  pesisir tertua, namun paling halus dan sampai sekarang penghasil batik utama. Ragam hias Hindu-Jawa melekat namun tidak seperti Solo-Yogya yang terikat peraturan-peraturan keraton. Pembatik santri di Pekalongan pun menerapkan seni hias dari nuansa Islam. Pengaruh dominannya datang dari Cina dan Belanda, dan akibat paparan dengan berbagai budaya, sangat berbeda dengan batik di pedalaman Jawa. Warna lebih beraneka dan ragam hiasnya naturalistis. . Ada lebih dari 100 desain Batik yang sudah dikembangkan sejak 1802, dan beberapa yang populer Batik Pekalongan antara lain batik Jlamprang diilhami India dan Arab, batik Encim dan Klangenan dipengaruhi peranakan Cina, batik Belanda, batik Pagi Sore, dan batik Hokokai yang tumbuh pesat sejak pendudukan Jepang.
Warna cerah dan motif beragam membuat batik Pekalongan maju pesat. Berbeda dengan batik Solo dan Yogyakarta, batik Pekalongan terlihat lebih dinamis lantaran permainan motif yang lebih bebas. Media kainnya pun bermacam-macam. Tidak hanya katun dan kaos, sutera juga menjadi andalan batik Pekalongan saat bersaing di luar negeri. Motif Jlamprang, Sekarjagat, atau motif khas lainnya, menjadi berkelas ketika dituangkan dalam bahan baku sutera.
Contoh-contoh motif batik pekalongan
   
2.      Batik Cirebon
Batik Cirebon  menampilkan 2 kategori motifnya yaitu: Menampilkan motif keratonan yang diambil dari ornamen-ornamen keraton baik dari unsur bangunan maupun benda-benda yang ada di sekitar keraton dan warnanya cenderung pada warna sogan dan babar mas. Selain keratonan, juga menampilkan motif pesisiran yang berisi flora dan fauna baik dari darat maupun laut yang warnanya lebih terang, misal biru,merah, dll.Adapun Bahan yang digunakan adalah  dari sutra, katun, katun primisima dan prima.
Motif batik Cirebon yang paling diingat orang sekaligus dijadikan lambang kota tersebut adalah motif awan Mega Mendung. Motif ini banyak dipengaruhi oleh budaya China. Garis-garis awan dalam motif mega mendung diinspirasi dari motif China. Meski demikian, mega mendung ala Cirebon tetap memiliki ciri khas sendiri yakni bentuk garis-garis awan yang berbentuk lonjong, lancip dan segitiga yang berbeda dengan garis awan motif China yang umumnya berbentuk bulatan atau lingkaran. Sentuhan budaya China pada batik Cirebon itu pada akhirnya melahirkan motif batik baru khas Cirebon.
 Mega mendung Cirebon sarat makna religius dan filosofi. Garis-garis gambarnya merupakan simbol perjalanan hidup manusia, dari lahir, anak-anak, remaja, dewasa hingga menemui akhir hayatnya. Rangkaian kehidupan, dari lahir sampai temui ajal ini merupakan simbol kebesaran Sang Ilahi. Selain perjalanan manusia, corak mega mendung juga melukiskan kepemimpinan yang mengayomi dan juga perlambang keluasan serta kesuburan.
Selain motif Mega Mendung, Batik Cirebon juga memiliki motif khas, yaitu motif Kompeni. Motif ini konon dulunya diciptakan oleh pengusaha Belanda di Cirebon pada saat  jaman penjajahan dulu.Adapun ciri motif kompeni adalah biasanya tentang kehidupan tentara kompeni jaman dulu dengan ciri khas membawa bedil/senapan, ada juga tentang kehidupan petani, pedagang. Intinya ciri motif batik kompeni ialah bercerita tentang kehidupan, baik jaman dulu waktu semasa penjajahan Belanda ataupun jaman sekarang.
                    Contoh Motif batik Cirebon
                    
                  
3.      Batik Tegal
        Batik Tegalan didominasi warna coklat dan biru. Ciri khas lain batik Tegalan adalah berwarna-warni. Batik tulis Tegal atau Tegalan itu dapat dikenali dari corak gambar atau motif rengrengan besar atau melebar. Motif ini tak dimiliki daerah lain sehingga tampak eksklusif. Motifnya banyak mangadaptasi dari aneka flora dan fauna disekitar kehidupan masyarakat di kota Tegal. Motif Grudo (Garuda) dengan warna terang yang mempertontonkan bentuk-bentuk sayap burung garuda dan motif Gribigan dengan bentuk khas anyaman bambu dalam  warna agak gelap.
Dalam perkembangannya, batik Tegalan dapat dibedakan dalam dua motif dasar, yakni motif klasik dan motif pengembangan. Motif klasik dibedakan lagi menjadi dua macam, yakni motif klasik irengan yang didominasi warna hitam, coklat dan biru serta motif klasik bangjo yang dipengaruhi tradisi Batik Lasem yang didominasi warna kuning, coklat, merah, hijau dan biru. Motif yang dikategorikan sebagai motif klasik irengan diantaranya motif gribikan, jahe-jahenan, kawung mlinjo, sidomukti ukel, udan liris, ukel wit-witan, kopi pecah, parang, parang angkik, putihan, sawat candra atau sawat ireng, rujak sente, welut gumbel, kecubungan, buntat, kawung endog, manggaran, cempaka putih, cempaka mulya, ukel pyur, semut runtung, serta sidomukti putihan. Sedang motif yang termasuk motif klasik bangjo adalah motif wadas gempal, jamblangan, gribikan, kawungjenggot, cecek kawe, unian, sokaraja, blarakan, kopi pecah, gribikan, galaran, buntut bajing, semut runtung, beras mawur, tumbar bolong, dan tambangan.
 
Motif Pengembangan merupakan motif yang dipengaruhi tradisi batik lain dalam pembuatan Batik Tegalan. Meski demikian modifikasi Motif Pengembangan ini tidak mengubah karakteristik Batik Tegalan dengan warna-warna terang dan motif flora fauna yang banyak ditemui di Tegal. Motif Pengembangan ini diantaranya motif gedong kosong, manuk emprit, sotong, manuk surwiti, kipas-kipasan, juga kembang kertas.
 
Contoh motif batik tegalan :
 
4.     Batik Banten
Motif batik banten yang paling terkenal dan menjadi ciri khas batik Banten adalaha Motif Datulaya.  Datulaya berarti tempat tinggal pangeran. Dasarnya belah ketupat berbentuk bunga, dan lingkaran yang dibingkai sulur-sulur daun. Warna dasarnya biru, divariasikan dengan sulur daun abu dan dasar kainnya berwarna kuning.
Pangeran yang dimaksud adalah Sultan Hasanuddin. Motifnya diambil dari ruang keluarga kesultanan tersebut.Warna batik Banten sangat meriah. Itu merupakan hasil perpaduan warna-warna pastel yang ceria namun lembut. Warna ini konon sulit ditiru perajin batik dari daerah lain karena menggunakan air Banten asli yang kabarnya menguatkan warna.
Kombinasi warna ini juga dipengaruhi tanah. Ketika dicelup, warna-warna terang tadi berubah menjadi nuansa pastel yang lebih kalem. Warna-warna tersebut mencerminkan  karakter orang Banten yang bersemangat, ekspresif tetapi rendah hati.
Semangat kesultanan dan sejarah semakin terlihat pada nama-nama motif batik Banten kebanyakan. Ada Sabakingking (dari gelar Sultan Hasanuddin), Kawangsan (ada hubungannya dengan Pangeran Wangsa), Kapurban (ada kaitan dengan gelar Pangeran Purba), serta Mandalikan (berhubungan dengan Pangeran Mandalika). Ada lagi motif Srimanganti yaitu tempat raja bertatap muka dengan rakyat dan motif Surosowan, yaitu ibukota kesultanan Banten. Semuanya merupakan ragam hias dari karya seni abad ke-17 yang dibangkitkan kembali
Contoh Motif batik banten
 
 

5.     Batik Indramayu
Batik Indramayu sering disebut juga dengan batik dermayon, memiliki ciri khas motif berupa gambar datar flora dan fauna, dengan borgol dan banyak garis lengkung yang lancip (riritan), latar belakang putih dan warna gelap dan banyak titik-titik yang dibuat dengan teknik cocolan jarum, dan bentuk dari isen-isen (sawut) yang pendek dan kaku. Ragam hias batiknya dipengaruhi mata pencaharian penduduk kota ini yang merupakan nelayan. Selain itu, kebudayaan Cina, seni dan kepercayaan Hindu berperan dalam bentuk-bentuk yang tampak sampai sekarang. Sifatnya cenderung dinamis dan bermacam-macam. Tidak mengherankan, kebanyakan produk seni budaya merupakan bagian akulturasi dan asimilasi atau perbauran budaya yang berlainan.
Beberapa contoh motif batik dermayon antara lain : motif Banji Tepak salah satu yang dihasilkan di Indramayu. Secara umum, banji sendiri adalah simbol keadilan dan kemakmuran. Banji Tepak terdiri dari 38 submotif, di antaranya semen, kembang gempol, dan sawat suri. Tepak adalah kotak untuk menyimpan perhiasan dan diletakkan di bagian dalam tembok, di bawah ubin tepatnya, dalam kondisi terkunci. Motif Obar-abir berbentuk dasar segitiga. Terinspirasi peristiwa ombak besar disertai angin kencang. Motif Etong, menggambarkan berbagai satwa laut yang dibawa pulang oleh setelah ikan laut seperti ikan, udang, cumi, ubur-ubur dan kepiting. motif Kembang Gunda adalah tanaman yang tinggal di pesisir pantai dan bisa menjadi lauk pecel.  Motif Perang Teja, yang menggambarkan kisah peperangan rakyat Indramayu dengan serdadu Belanda sepanjang tepi kali Cimanuk. Motif Srintil. Srintil adalah sejenis burung yang hidup dan beterbangan di kawasan pantai Indramayu. Sering kali burung Srintil tersangkut jala nelayan.
Ada lagi motif Jendral Pesta,  dahulu dikenakan oleh Gubernur Hindia Belanda ketika  menghadiri pesta penobatan Ratu Wilhelmina. Selain itu, ada motif PuyongPuyong adalah burung berparuh besar dan berleher panjang yang bentuknya menyerupai merpati. Burung ini hidup bebas di hutan, kebanyakan di Pulau Nila. Konon di pulau tersebut, para nelayan asal Paoman kerap bersembunyi.
Contoh Batik Indramayu
 
6.     Batik Solo
Solo adalah salah satu daerah yang harus disebut ketika kita membahas tentang batik. Batik Solo terkenal dengan corak dan pola tradisionalnya batik dalam proses cap maupun dalam batik tulisnya. Ragam motif batik asal Solo  dipengaruhi dengan makna-makna simbolis yang berasal dari kebudayaan Hindu. Dari kesemuanya, secara umum corak batik Solo merupakan perpaduan dari bentuk-bentuk geometris yang berukuran kecil-kecil. Selain itu, ciri khas yang terdapat pada batik Solo adalah terletak dalam pewarnaannya. . Bahan-bahan yang dipergunakan untuk pewarnaan masih tetap banyak memakai bahan-bahan dalam negeri seperti soga Jawa yang sudah terkenal sejak dari dahulu.
 Warna soga (kecokelatan)  menjadi ciri khas batik Solo, dan kemudian disebut sebagai batik Sogan ,ini  memiliki arti “kerendahan hati, bersahaja” menandakan kedekatan dengan bumi, alam, yang secara sosial bermakna dekat dengan rakyat. Batik Solo menguarkan aura megah dan kesan anggun. Tidak semata-mata karena paduan warna dan lekuk motifnya, melainkan makna yang terkandung di balik setiap motif itu. Dalam sejarah, hanya di wilayah Jawa, tepatnya di Solo dan Jogjakarta, batik masuk ke ranah kekuasaan. Motif-motif batik khusus dibuat untuk raja dan kalangan keraton.
 Beberapa motif batik solo antara lain motif Wahyu Tumurun, artinya restu dari Tuhan Yang Maha Esa. Diharapkan berkat datang sehingga pangkat naik, atasan memberikan penghargaan, kehidupan membaik, dan rezeki pun melimpah. Motifnya terbilang simpel, seperti juga Sidomulyo. Sido dalam bahasa Jawa berarti ‘jadi’, sedangkan mulyo berarti mulia. Singkatnya, pola Sidomulyo mengandung harapan untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenteraman dari Tuhan. Untuk perkawinan, ada yang namanya motif Semen Rante. Dalam motif ini, gambar rantai dipadukan dengan bunga kantil. Bunga tersebut terkenal sebagai simbol panjang umur. Biasanya kain batik bermotif Semen Rante dijadikan bingkisan lamaran supaya hubungan kedua calon mempelai semakin erat.
Contoh Batik Solo :
 
7.      Batik Yogyakarta
Batik Yogyakarta adalah salah satu dari batik Indonesia yang pada awalnya dibuat terbatas hanya untuk kalangan keluarga keraton saja. Warna batik tradisionalnya adalah biru-hitam, serta soga cokelat dan putih dari pewarna alam. Biru-hitam diambil dari daun tanaman indigofera yang disebut juga nila atau tom yang difermentasi. Sementara warna soga atau cokelat diambil dari campuran kulit pohon tinggi warna merah, kulit pohon jambal warna merah cokelat, dan kayu tegeran warna kuning.Sered atau pinggiran kain diusahakan tidak kemasukan soga atau pewarna. Oleh sebab itu, pinggiran batik Yogyakarta berwarna kain latar.Karakter motif batik Yogya adalah tegas, formal, sedikit kaku, dan patuh pada pakem. Konon, karakter ini berhubungan dengan keraton Yogya yang anti-kolonial.
Ragam hias batik Yogyakarta ada yang geometris seperti lereng atau garis miring lerek, garis silang atau ceplok, kawung, anyaman, dan limaran. Ragam hias yang nongeometris seperti semen, lung-lungan, dan boketan. Ada juga ragam hias yang bersifat simbolis misalnya meru melambangkan gunung atau tanah (bumi), naga melambangkan air, burung melambangkan angin atau dunia atas, dan lain-lain. Ragam motif batik Yogyakarta sangat banyak dan semuanya sangat indah, mulai dari motif bunga, tumbuhan air, tumbuhan menjalar, satwa, dan lain-lain
 
Ada ratusan jenis batik Yogya  di antaranya telah dipatenkan. Motif Batik Yogya tidak sembarang motif. Setiap motif yang tergores di atas batik sarat akan filosofi. Setiap motif yang tergores di atas batik sarat akan filosofi.Motif tersebut antara lainMotif parang rusak barong, memiliki filosofi Parang menggambarkan senjata, kekuasaan. Ksatria yang menggunakan batik ini bisa berlipat kekuatannya.Sido Asih bermakna si pemakai selalu diliputi kasih sayang dalam berumah tangga. Truntum berarti cinta yang bersemi. Ratu Ratih dan Semen Roma melambangkan kesetiaan seorang isteri. Parang Kusumo, memiliki arti bunga yang mekar, diharapkan pemakainya terlihat indah.Cuwiri, memiliki filosofi pengharapan pemakainya terlihat pantas dan dihormati
Contoh Motif Batik Yogyakarta :
 
8.     Batik Madura
 Karakteristik Batik Madura adalah dalam warna dan desain. Seperti Batik dari pantai utara dari Jawa, Disain batik Madura memiliki warna cerah dan lebih banyak kebebasan dalam aplikasi desain.  Warna utama batik Madura umumnya merah, merah tua atau jingga, biru tua, hijau tua, hitam dan putih. Di daerah Pamekasan, batik Madura kemudian juga mulai menggunakan warna seperti biru muda, cokelat muda mengikuti perkembangan zaman. . Selain warna yang mencolok, batik Madura juga memiliki perbendaharaan motif yang beragam.Ragam hias batik madura bersifat naturalistis., apa yang dilihat di alam sekitar, itulah yang digambar. Contohnya, ayam bekisar, udang, kepiting maupun tumbuh-tumbuhan Ragam hias batik Madura juga tidak mengenal stilisasi. Semua bentuk diwujudkan secara utuh, tidak membentuk simbol-simbol tertentu. Coraknya biasanya digambarkan besar-besar sehingga motif yang kecil-kecil tidak menonjol. Ini erat hubungannya dengan sifat alamnya yang keras, dan watak orang Madura yang berani dan tegas.
Salah satu batik terkenal dari Madura adalah Batik Gentongan, yang memiliki karakteristik tertentu dalam mewarnai, yang dihasilkan dari pengolahan yang berbeda dibandingkan dengan batik lainnya. Pada tahap pertama dari proses tersebut, kapas (mori) didicuci dan direndam dalam tong air yang dicampur dengan minyak khusus dari residu kayu. Pada langkah terakhir dari pengolahan kain diletakkan kembali ke dalam tong selama sedikitnya dua bulan untuk membuat efek yang selalu awet dan perbedaan warna.
Contoh motif batik Madura
 
9.     Batik Tuban
Batik Tuban termasuk ke dalam batik pesisir. Kebanyakan orang menyebut motif dari Batik Tuban mirip dengan Batik Cirebon.  Selain warna yang mencolok, Batik tuban memiliki ciri khas motif batik pesisir yang didominasi oleh kebudayaan Jawa, Cina, dan Islam. . Misalnya, gambar-gambar burung pada motif batik tulis Tuban terpengaruh dari budaya tiongkok. Hal ini bisa dilihat dari gambar burung yang dimotifkan pada batik tulis tersebut, burung  Hong. Sedang pada motif bunga jelas terlihat adalah motif-motif tradisional yang sejak lama dibuat dihampir seluruh wilayah pulau Jawa. Sedangkan pengaruh islam pada motif batik tulis tuban terlihat pada motif dengan nama yang religious seperti kijing miring.
Dalam hal tata warna, pada mulanya batik Tuban dibatasi pada warna biru indigo, merah mengkudu, hitam, dan putih serta kekuning-kuningan yang berasal dari akar mengkudu.Namun belakangan mulai muncul tata warna putihan, yaitu latar putih dengan corak hiasan berwarna biru tua dan hitam; tata warna pipitan, yaitu latar putih corak berwarna merah atau biru tua, dan tata warna bangrod, yaitu latar putih dengan motif berwarna merah.
 
Batik tuban sering dikenal dengan istilah batik Gedog. Proses pembatikannya dimulai dari bahan kain yang digunakan untuk membatik dipintal langsung dari kapas. Jadi gulungan kapas dipintal menjadi benang, lalu ditenun, dan setelah jadi selembar kain lalu dibatik. Hal ini lah yang membuat batik Tuban menjadi batik yang paling khas di jawa timur.
 
Salah satu contoh motif batik tuban adalah Motif kawung merupakan penggambaran dari daun kelapa yang bentuknya disusun silang, yang menjelaskan struktur dari jagad raya. Pusat persilangannya diartikan sebagai sumber energi. Apabila ditemukan motif memanjang yang letaknya tepat di tengah kain, maka motif ini disebut dengan motif suluran dan masih masuk dalam keluarga motif kawung Cirebon, dan biasa disebut dengan motif dudo.
Contoh motif batik Tuban :
 
Batik adalah salah satu cipta budaya tinggi bangsa Indonesia. Batik telah disahkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda milik Indonesia, mengikuti wayang (2003) dan keris (2006) yang sudah lebih dulu diakui oleh UNESCO. Kita memiliki jenis batik yang sangat kaya. Secara garis besar, batik dikelompokkan menjadi 2 yakni Batik Keraton Jawa dan Batik Pantai Utara. Batik keraton Jawa pun ada dua macam, yaitu Batik Yogya dan Batik Solo.